“
Siksa kian lekat membayang
Ku melangkah tanpa sapamu
Ku hadir tanpa senyummu
Ku coba meningat langkah
Adakah salah dalam menyikapimu….
Desahku begitu panjang
Kiranya kidung elegy
Benar – benar menyanyi
Nikmat tlah tersayat
Damai sudah menjadi andai
Kala oh kala
Masa oh masa
Kapan kau cipta biru nuansa? “
“ Aku
terpasung dalam keakuan
Ku raba diri
Ku tata hati
Lantas kau pergi
Tinggalkan Tanya
Meski berat hati
Ku coba memahami”
“ Ku
genggam bara
Dalam langkah
Hati dengan hati
Rasa dengan rasa
Andai
Seumpama
Jika
Misal
Dan kalau
Berkelahi melawan hampa
Panasnya rasa
Adakah membawa makna?”
“ Ku
paksa langkah
Diantara mereka
Kata do’a kugema
Hanya mengharap biru nuansa
Kini aku dating
Membawa kata
Tawarkan canda
Kau bilang iya
Meski tanpa kata
Bias rasa
Membelai bahagia
Kiranya ma’afku
Kau sambut jua
Meski hingga kini
Aku belum kuasa
Terjemahkan kata dan langkah
anda”
“ Kami
yang datang mengusikmu
Hari ini,
Ku kembalikan ketentraman itu
Legenda,
Biarlah using bersama lalunya masa
Biarlah using bersama lalunya masa
Sobat….
Pergilah bersama hari- hari mu
Pergilah bersama kebahagiaanmu
Aku sudah tak punya kata
Ku pintal do’a ini
Semoga persahabatan kita
Kan kekal adanya”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar